Postingan

Sabit tipis..

Sabit tipis.. Hari ini ku kira akan turun hujan, ternyata tidak. Di musim ini walaupun mendung bergantungan menunggu perintah untuk melepaskan, sepertinya belum juga diberikan. Sudah lama mereka tak menyapa bumi, apakah mereka tak rindu? Ku kira matahari sedang berjaya, ini musim miliknya. Hujan tak boleh bergabung di pestanya. Mungkin nanti saat bulan telah sampai, hujan akan menyapanya. Menyampaikan keluh rindunya pada bumi, meminta kebaikan hati sang bulan untuk menyentuh si bumi. Membiarkan rindunya terasa oleh penghuni bumi. Hai bumi, aku menyapamu. Kemudian melepaskan aroma khas bumi dan hujan yang bertemu. Mereka benar-benar merindu. Hari ini juga tak begitu buruk, setidaknya bagi mentari yang sedang bahagia tampaknya. Aku hanya tersenyum tipis, mengucapkan selamat padanya. Biarlah hanya aku yang rindu pada derasnya hujan, matahari tak perlu tahu. Agar tak merasa bersalah berada diantara seseorang yang sedang merindu. Aku pulang setelah matahari berputar pergi, aku ber

Mengapa Juni? | 2nd Episode

Gambar
Mengapa Juni? | 2nd Musim panas hari ini berbeda, gelap. Hujan terus turun sejak fajar pun belum sempat hadir, ia harus berbagi hari dengan mendung kali ini. Rena hanya duduk di ujung sofa menanti matahari mengalahkan si gelap. Hari-harinya terasa aneh sejak juni datang, tak ada yang berubah hanya terasa sedikit- kurang. ------------------------------ --Siapa yang menjatuhkannya? Apa aku harus mengeceknya? Tak ada nama, hanya karikatur kecil wajah wanita. “ Aku? Apa ini aku? Untuk ku? Dari siapa? “ pikir Rena, matanya terus menyisir mencari ‘pemilik’nya.           Rena membawa bunga itu masuk, tidak baik jika ia terus berada di luar dengan suhu sedingin ini. Bunga itu akan menemani sarapan Rena pagi ini, tanpa mengalihkan pandangan pikirannya Rena terus melayang. “ Apa seseorang sengaja memberi bunga untukku? Siapa? Bagaimana dia tau rumahku? “ hingga sarapan yang dibuatnya habis, Rena hanya memikirkan si pemilik bunga itu. “ Ahh biarlah. “ Rena menyerah.           Si

Mengapa Juni? | 1st Episode

Gambar
Mengapa Juni? | 1st Musim panas hari ini berbeda, gelap. Hujan terus turun sejak fajar pun belum sempat hadir, ia harus berbagi hari dengan mendung kali ini. Rena hanya duduk di ujung sofa menanti matahari mengalahkan si gelap. Hari-harinya terasa aneh sejak juni datang, tak ada yang berubah hanya terasa sedikit- kurang. ------------------------------ Keseharian Rena jauh dari kata ramai, selain kampus tak ada tempat ramai yang ia kunjungi. Saat jenuh, Rena hanya berjalan sendiri menyusuri taman, mendaki bukit, melewati jalanan ramai pun Rena sendiri. Anti sosial? Tidak, Rena hanya begitu menikmati waktu sendirinya. Rena memiliki banyak teman, dia anak yang ramah dan hangat. Walaupun memang tidak semua orang akan dengan mudah dekat dengannya, karena dia tak banyak bicara. Ada pengecualian untuk Zia, teman sejak sekolah menengahnya. Zia terlahir dari keluarga yang begitu peduli dengan akademis, Papa dan Mama nya memiliki Yayasan dalam bidang akademis. Keluarga yang akt

Mengapa Juni? | Prolog

Gambar
Musim panas hari ini berbeda, gelap. Hujan terus turun sejak fajar pun belum sempat hadir, ia harus berbagi hari dengan mendung kali ini. Rena hanya duduk di ujung sofa menanti matahari mengalahkan si gelap. Hari-harinya terasa aneh sejak juni datang, tak ada yang berubah hanya terasa sedikit- kurang. ------------------------------------- Rena, seorang gadis sembilan belas tahun lahir dari keluarga sederhana. Ayah, Ibu dan kakak perempuannya tinggal terpisah darinya. Tak ada yang spesial baginya selain Oktober. Entahlah, Rena hanya sangat menyukainya. Tempat favoritnya hanya meja di depan jendela kamarnya, semua ide dan khayalannya terlahir disana. Oktober, bulan dimana warna jingga begitu indah muncul. Dimana angin begitu sejuk berhembus, dimana semua terasa hangat dimata seorang Rena. Musim gugur yang selalu ditunggunya, singkat tapi menurutnya begitu indah. Jendela, sebelum memutuskan untuk pindah Rena selalu mendambakan kamarnya memiliki jendela. Rumah orangtua Rena